Rabu, 01 Februari 2017

Dimensi Tentangmu

Dimensi Tentangmu
Pada sebuah garis waktu


    Pernahkah kau berada di titik dimana hidupmu begitu teratur, melakukan segala hal yang kau mampu untuk menjadi seragam, berharap semua akan baik-baik adanya, namun tetap merasa ada yang hilang? Seolah, ada satu kepingan puzzle yang tak juga melengkapi teka-teki yang kau ciptakan sendiri.

      Semestaku sebelum kau datang adalah konstelasi yang sistematis; mengandung stagnasi yang konservatif. Aku tidak tahu caranya menghargai mentari yang membakar langit hingga kemerahan. Aku tidak tahu caranya mencium wangi hujan yang membasahi bumi. Aku tidak paham dimana indahnya kalimat yang termakhtub dalam larik-larik puisi.

     Malam-malamku hanya berisi kumpulan tugas yang harus rela kubagi dengan jam tidur. Dan pagi-pagiku hanyalah refatisi membosankan untuk mengenyangkan logika. Aku lupa bahwa bintangpun bernyawa, hutanpun bernapas, dan kita diciptakan untuk melakukan hal-hal yang lebih besar dari sekedar rutinitas harian. Aku lupa bahwa kita semua terkoneksi; bahwa cinta sepatutnya menjadi bahan bakar agar kita tetap melangkah. Garis besarnya, aku lupa caranya menjadi manusia.

     Dan kemudian kau datang.

 Kau menjadi seseorang yang meporak-porandakan jagat rayaku. Dengan cara yang termanis, kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala hal yang cepat atau lambat akan berakhir.

  Maka ijinkanlah aku menulis untukmu, tentangmu, meski aku tidak tahu apakah surat ini akan tiba di sisi ranjangmu, atau hanya terdampar dibentangan ufuk. Ijinkanlah aku mengabadikan perjalanan kita, agar aku tidak lupa bahwa suatu ketika diantara perjumpaan dan selamat tinggal, malam pernah dipenuhi senyum, senja pernah menjadi bait puisi, hujan pernah menghantarkan kerinduan, dan tangan kita pernah saling bergandengan. Diantara perjumpaan dan selamat tinggal, kita pernah sekuat tenaga berjuang menyatukan perbedaan, meski diakhiri dengan kerelaan untuk menyerah. Di antara perjumpaan dan selamat tinggal, kau dan aku pernah menjadi kita.


Fiersa Besari (Garis Waktu) 

2 komentar: